Pendahuluan:
Betawi, etnis asli yang mewarnai Jakarta, telah lama menghadapi stereotip yang merendahkan. Namun, sebagai calon gubernur dari etnis tersebut, ada peluang untuk melawan anggapan negatif ini melalui kompetensi dan kepemimpinan yang efektif. Seorang gubernur Betawi yang cerdas, multibahasa, dan memiliki keahlian beragam bisa menjadi jawaban untuk membuktikan bahwa Jakarta memiliki pemimpin yang mampu menjaga adab dan adat kota ini.
Bukti-Bukti:
Kompetensi Kepemimpinan:
Penelitian menunjukkan bahwa efektivitas seorang pemimpin terletak pada kemampuannya dalam pemecahan masalah, keterampilan sosial, dan pengetahuan yang luas (Connelly et al., 2000). Kepemimpinan dalam konteks global, seperti memahami budaya dan bahasa lain, juga merupakan keterampilan penting bagi pemimpin efektif (Rockstuhl et al., 2011). Hal ini menunjukkan bahwa seorang gubernur Betawi dengan kompetensi tersebut akan mampu memimpin Jakarta dengan baik.
Melawan Stereotip Gender dan Etnis:
Stereotip gender dan etnis sering mempengaruhi persepsi terhadap kualitas kepemimpinan. Namun, penelitian menunjukkan bahwa kemampuan yang baik dapat membantu mengatasi stereotip tersebut (Boyce & Herd, 2003). Selain itu, persepsi tentang pemimpin yang maskulin telah berkurang seiring waktu, dan kemampuan personal kini lebih diutamakan (Koenig et al., 2011). Seorang gubernur Betawi yang kompeten dapat melawan stereotip inferior melalui kemampuannya yang cemerlang.
Kepemimpinan Berbasis Kompetensi:
Model kemampuan kepemimpinan yang efektif mencakup kemampuan kognitif, motivasi, dan keterampilan sosial (Demirci, 2018). Kepemimpinan yang berbasis kompetensi, termasuk kemampuan linguistik, dapat memediasi strategi manajemen sumber daya manusia dan kinerja tim (Wardi et al., 2023). Dalam konteks ini, seorang gubernur Betawi yang pandai setidaknya harus memiliki tim yang multibahasa, dengan anggota yang mampu berbicara dalam bahasa Inggris, Arab, Belanda, Prancis, Spanyol, dan Portugis. Hal ini akan membantu tim gubernur baru untuk menjiwai pembangunan peradaban secara lahir dan batin.
Kesimpulan:
Seorang gubernur Betawi yang cerdas dan memiliki kemampuan multibahasa dapat menjadi simbol kuat yang melawan stereotip inferior. Dengan menunjukkan kompetensi kepemimpinan yang luas, gubernur Betawi ini dapat membuktikan bahwa Jakarta memiliki pemimpin yang unggul dalam berbagai bidang. Lebih dari sekadar pemimpin, gubernur Betawi yang pandai juga akan menjaga adab dan adat kota ini, membuktikan bahwa etnis asli Jakarta memiliki kualitas kepemimpinan yang luar biasa.
